Wabah Corona, Omzet UMKM Food and Baverage Anjlok

Loading

goodmoneyID – Daya beli masyarakat akibat dampak virus Covid-19 menjadi turun, sebab saat ini mobilitas masyarakat sangat dibatasi dengan adanya kebijakan fisikal distancing. Sektor UMKM juga akhirnya terkena imbasnya karena banyak yang menurun omzet hingga 3-4 kali lipat dari hari biasanya, termasuk usaha F&B (Food and Baverage).

Senior Bussines Consultant Franchise dan Marketing Expert, Djoko Kurniawan, mengaminni pernyataan tersebut. Sekarang omzet UMKM F&B anjlok, khususnya pedagang makanan yang berada di dalam mal. Sebab banyak mal yang sekarang mulai tutup.

“Omzet UMKM karena wabah corona (Covid-19) menjadi turun. Efeknya terasa sekali khususnya pedagang makanan dan  minuman di mal, mereka banyak yang sepi akhrinya tutup,” ujar Djoko kepada goodmoneyID, di Jakarta, Rabu (01/4).

Djoko juga menilai omzet UMKM F&B yang berada di pinggiran jalan juga sama mengalami turun omzet, namun tak begitu parah seperti yang di mal. “Di jalan banyak yang sepi juga, sebab ruang gerakkan dibatasi,” imbuhnya.

Kata Djoko, banyak pedagang yang memutuskan untuk mengurangi jam kerja, bahkan tutup, imbasnya driver onjek online yang mengantar makanan menjadi sepi.

“Beberapa tukang ojek online, bahkan sepi pesanan,” katanya.

Saat ini UMKM lanjut Djoko, perlu kreatif dan banting setir jangan pasrah dengan keadaan yang ada. Djoko menyarankan bagi UMKM yang mau tetap unggul di tengah wabah Covid-19, harus melakukan promosi dan membuat produk baru seperti makanan yang tahan lama, yang bisa diawetkan.

“UMKM yang cerdas mereka akan banting setir, ubah menu, promosi. misalnya beralih membuat ayam ungkep, bebek ungkep, sambel nasgor, pasta yang isinya bawang putih atau merah,” katanya.

Lanjut Djoko, UMKM yang kreatiflah yang bakal tetap bisa hidup ditengah wabah seperti ini. Sedangkan mereka yang tetap jualan seperti biasa, semakin lama akan makin turun.

“Pedangan yang kreatif akan punya aksi, misalnya mengurangi nasi, nasinya dikosongkan lalu diganti paket lauk saja, yang biasa Rp 15 ribu dengan nasi, ini  Rp 10 ribu tanpa nasi. Banyak kok yang masih bisa sukses mereka yang kreatif banting setir, saya yakin mereka bisa bertahan di situasi kayak gini,” pungkas Djoko.